Ø
SEJARAH PENGUJIAN IMPAK
Sejarah pengujian impak terjadi pada masa
Perang Dunia ke 2, karena ketika itu banyak terjadi fenomena patah getas yang
terjadi pada daerah lasan kapal-kapal perang dan tanker-tanker. Diantara
fenomena patahan tersebut ada yang patah sebagian dan ada yang benar-benar
patah terbelah menjadi 2 bagian, fenomena patahan ini terjadi terutama pada
saat musim dingin-ketika dilaut bebas ataupun ketika kapal sedang berlabuh.
Menurut Dieter, George E (1988) uji impak digunakan
dalam menentukan kecenderungan material untuk rapuh atau ulet
berdasarkan sifat ketangguhannya. Uji ini akan mendeteksi
perbedaan yang tidak diperoleh dari pengujian tegangan regangan.
Hasil uji impak juga tidak dapat membaca secara langsung kondisi
perpatahan batang uji, sebab tidak dapat mengukur komponen gaya-gaya tegangan
tiga dimensi yang terjadi pada batang uji.
Ilustrasi skematis pengujian impak:
Ø
JENIS-JENIS METODE IMPAK
Dasar dari pengujian impak adalah
penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu
ketinggian tertentu dan menumbuk suatu benda uji sehingga benda uji tersebut
mengalami deformasi.
Metode pengujian impak terdiri dari dua
jenis yaitu :
1.Metode Charpy
Metode charpy adalah Pengujian tumbuk
dengan meletakkan posisi spesimen uji pada tumpuan dengan posisi horizontal
atau mendatar, dan arah pembebanan berlawanan dengan arah takikan. Pengujian
impak charpy banyak dipergunakan untuk menentukan kualitas bahan.
Berikut ilustrasi penerapan metode Charpy:
2.Metode Izod
Metode Izod adalah pengujian tumbuk dengan
meletakkan posisi spesimen uji pada tumpuan dengan posisi dan arah penbebanan
searah dengan arah takikan.
Berikut ilustrasi penerapan metode Izod:
Ø SKEMA PERCOBAAN
Ø
Perpatahan Impak
Pada analisis perpatahan pada benda hasil
uji tarik maka perpatahan impak dibagi menjadi tiga jenis :
1.
Perpatahan berserat yang melibatkan
mekanisme pergeseran bidangbidang kristal di dalam bahan (logam) yang ulet (ductile).
2.
Perpatahan granular /kristalin yang
dihasilkan oleh mekanisme pembelahan (cleavage) pada butir-butir dari
bahan (logam) yang rapuh (brittle).
3.
Perpatahan campuran(berserat dan
granular). Merupakan kombinasi dua jenis perpatahan di atas.
Hasil lain yang dapat diperolah dari
pengujian impak adalah temperatur transisi bahan. Temperatur transisi adalah
temperatur yang menunjukkan transisi perubahan jenis perpatahan suatu bahan
bila diuji pada temperatur yang berbeda-beda.
Pada pengujian dengan temperatur yang
berbeda-beda maka akan terlihat bahwa pada temperatur tinggi material akan bersifat
ulet (ductile) sedangkan pada temperatur rendah material akan bersifat
rapuh atau getas (brittle).
Efek temperatur terhadap ketangguhan impak
beberapa material:
Ø
Contoh Bentuk Uji Impak
•Alat dan Perlengkapan :
1.Impact testing machine (metode Charpy) kapasitas 30 Joule.
2.Caliper dan/atau mikrometer
3.Stereoscan macroscope
4.Termometer
5.Furnace.
6.Sampel uji impak baja ST 42 (4 buah)
7.Dry ice
Ø
Langkah-langkah Prosedur
a.
Dengan menggunakan caliper/mikrometer melakukan pengukuran
luas area di bawah takik dari sampel-sampel uji anda. Mencatat hasil
pengukuran anda di dalam lembardata.
b.
Mempersiapkan sampel uji untuk
temperatur rendah (<0oC) dan temperatur tinggi (>1000C),
yaitu dengan memasukkan masing-masing ke dalam wadah berisi campuran dry
ice + alkohol 70% dan furnace.
c.
Menguji satu demi satu sampel pada:
temperatur ruang (Tr), 0oC, <0oC dan >100oC dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Memastikan jarum skala berwarna merah
sebagai penunjuk harga impak material berada pada posisi nol.
2.
Memutar handel untuk menaikkan
pendulum hingga jarum penunjuk beban berwarna hitam mencapai batas
merah.
3.
Meletakkan benda uji pada tempatnya
dengan takik membelakangi arah datangnya pendulum. Memastikan benda
uji tepat berada di tengah dengan bantuan centresetting.
4.
Bila benda uji telah siap, menarik centre
setting ke posisi semula. Jangan sekali-kali meninggalkan centre
setting ini di belakang benda uji karena akan ikut mengalami
tumbukan oleh pendulum.
5.
Berhati-hatilah, jangan berdiri pada garis
ayunan gaya pendulum. Bersiaplah melakukan pengujian pada posisi
di samping alat uji.
6.
Lepaskan tombol pada tangkai pendulum
sehingga pendulum berayun dan menumbuk benda uji.
7.
Lakukan pengereman dengan menarik
tuas rem sehingga ayunan pendulu dapat dikurangi.
8.
Membaca nilai yang ditunjukkan oleh
jarum merah pada skala yang sesuai (300 Joule). Menghitung harga
impak material dengan rumus dasar:
HI=E/A=(m.g (h1-h2))/A
9.
Mengambil benda uji dan mengamati permukaan
patahannya di bawah stereoscan macroscope. Membuat sketsa
patahannya di dalam lembar data anda. Mengukur luas area
getas dan ulet dari masing-masing sampel uji. Menyatakan dalam
persentase terhadap luas area total di bawah takik
10.
Mengulangi pengujian untuk
sampel-sampel lain. Tingkat kehati-hatian lebih tinggi diperlukan dalam
menangani sampel temperatur tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dimohon berkomentar dengan sopan
Apabila ada hal yang tidak dimengerti, silahkan bertanya :)