Jumat, 02 Oktober 2015

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT Viar Motor Indonesia

Berdiri sejak tahun 2000, PT Triangle Motorindo sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk VIAR didirikan dengan tekad untuk menjadi salah satu produsen sepeda motor terbesar di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan komitmen PT. Triangle Motorindo yang selalu
memproduksi sepeda motor VIAR dengan mutu tinggi dan harga yang terjangkau kepada masyarakat Indonesia agar VIAR menjadi leading brand otomotif di Indonesia.
Kini, dengan pabrik luas yang berlokasi di Semarang, PT Triangle Motorindo terus mengadakan ekspansi pabrik hingga seluas 20 hektar. Saat ini PT Triangle Motorindo telah mampu memproduksi sepeda motor secara CKD (Completely Knocked-Down) dan memiliki kapasitas produksi hingga 1000 unit per hari sehingga menjadikannya sebagai salah satu pabrik otomotif terbesar di Indonesia. Dukungan berbagai vendor part otomotif terbaik di Indonesia dan luar negeri serta ketatnya Quality Control memastikan setiap produk sepeda motor viar merupakan produk yang bermutu tinggi. Lebih dari 700 dealer sepeda motor di seluruh Indonesia telah bergabung menjadi jaringan penjualan sepeda motor VIAR. Dari segi pembiayaan, VIAR juga didukung oleh perusahaan-perusahaan leasing terbesar seperti ADIRA Dinamika Multi Finance dan Bhakti Finance. Hal ini telah mengukuhkan eksistensi PT Triangle Motorindo dan sepeda motor VIAR di dalam dunia otomotif Indonesia .
Pabrik VIAR yang berlokasi di Semarang (Jawa Tengah) telah berdiri sejak tahun 2000. Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan Triangle Motorindo, pabrik VIAR juga mengalami perkembangan yang signifikan, baik dalam system produksi, kapasitas produksi, dan kualitas produksi. Melihat permintaan akan sepeda motor VIAR yang meningkat maka Triangle Motorindo kemudian membangun pabrik II seluas 20 hektar di areal Bukit Semarang Baru – Semarang, Jawa Tengah.  
Viar Motor Indonesia mempunyai banyak cara untuk menerapkan K3 dalam perusahaan. Namun, metode K3 yang dilakukan masih belum maksimal. Dalam pelaksanaan produksi, masih terdapat metode yang masih salah dan kurang efisien sehingga juga mengakibatkan kecenderungan meningkatnya modal yang harus dipersiapkan dalam produksi selanjutnya. Hal ini dikarenakan proses produksi yang belum efisien tentunya akan mengakibatkan kerugian yang besar terutama pada pengeluaran biaya.
            Dari hasil observasi saya ketika study tour ke PT Viar Motor Indonesia ketika saya semester I, saya dapat merangkum beberapa poin penting tentang pelaksanaan kegiatn K3. Berikut adalah beberapa poin penting tentang kondisi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan dari pihak PT Viar:
  1. Karyawan yang bekerja dalam bidang teknisi mesin bekerja hanya dengan menggunakan celemek dan tidak bersarung tangan. Padahal proses pemasangan bagian mesin membutuhkan keterampilan yang tinggi dan kesalahan sedikit pun dapat mengancam keselamatan pekerja. Menurut pihak perusahaan, mereka membuat model ini alasannya adalah agar produk yang dihasilkan tidak cacat karena berdasarkan pengalaman. Dengan menggunakan sarung tangan, kotoran yang berupa benang-benang halus dari sarung tangan dapat masuk ke dalam bagian alat terkecil. Hal ini dapat membahayakan kualitas alat yang diproduksi sehingga alat dapat rusak total.
  2. Perusahaan Viar Motor Indonesia membuat suatu asuransi bagi pekerjanya, yaitu berupa asuransi jamsostek untuk jaminan kesehatan bagi pekerja. Dengan ini, pekerja dapat merasa nyaman dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
  3. Pengujian motor di dalam perusahaan Viar Motor Indonesia dilakukan di dalam ruang pemasangan produksi sehingga tempat produksi terkesan lebih kecil. Menurut saya kondisi ini juga dapat mengganggu dalam kegiatan produksi dan menimbulkan rasa kurang aman. Alasannya bagi pihak Viar sendiri adalah dengan karena pelatihan yang dilakukan hanya bersifat ringan, yaitu pelatihan rem dan agar target order terpenuhi dalam waktu yang sangat cepat. Padahal sebenarnya cara ini sangat berbahaya jika produk yang dihasilkan cacat dapat terjadi suatu kecelakaan. Seharusnya percobaan rem ini dilakukan di luar ruangan yang lebih luas.
  4. Proses produksi di PT Viar memang bukan merupakan produksi yang sederhana, tetapi membutuhkan alat-alat yang besar dan panas. Hal ini mengakibatkan suhu ruangan yang panas sehingga berdampak pada kenyamanan pekerja. Padahal ruangan yang bisa disebut sejuk hanya sedikit. Oleh karena itu, seharusnya dibuat suatu ruangan yang sejuk dengan memperhatikan aspek fasilitas penunjang, misalnya seperti jumlah lampu, exhaust fan, AC, dll. Dengan penyusunan fasilitas penunjang yang baik, maka lingkungan fisik kerja perusahaan akan dapat mendukung.

Demikian, keadaan informasi yang dapat saya sampaikan tentang penerapan K3 di PT Viar Indonesia. Proses pembelajaran tidak akan pernah berhenti. Begitu pula dalam suatu perusahaan, proses evaluasi perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga tercipta langkah berkesinambungan meningkatkan produktivitas. Dari pendapat saya mengenai penerapan K3 di PT Viar ini, saya berharap kepada teman-teman untuk menjadi lebih peka dalam menanggapi K3 sehingga diharapkan perkembangan industri di Indonesia menjadi lebih baik terutama pada aspek K3-nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dimohon berkomentar dengan sopan
Apabila ada hal yang tidak dimengerti, silahkan bertanya :)